Dialog 1
Bu Irmawati (istri Pak Jalal) : "Apalah arti ikhtiar seorang istri jika suami tidak mengizinkan"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 2
Azzam
(kepada Aya yang tanpa bukti mencurigai bahwa isu meteor jatuh
didalangi oleh Pak RW dan rekan-rekannya) : "Kebenaran itu datang bukan
melalui kecurigaan, melainkan melalui ketenangan, kedamaian, dan
kerendahan hati"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 3
Juki
(kepada Emak tirinya dan Bang Uyan yang saling memanggil dengan
'panggilan sayang' ala mereka berdua) : "Suami ya suami, istri ya istri,
tidak bisa jadi kakak, adik, paman, bibi, atau semacamnya. Kebanyakan
kita emang salah kaprah ya. Siti Aisyah dulu tetap dipanggil Siti
Aisyah, bukan Aisyah Muhammad (atau Bu Muhammad). Tidak juga beliau
berdua saling memanggil dengan 'panggilan sayang', misalnya abi-umi."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 4
Bu
Widya (kepada Azzam dan Aya saat disinggung tentang PDKT-nya Bang
Jack) : "Kalian tahu apa itu kesetiaan? Kesetiaan adalah sesuatu yang
tidak berakar dan tidak ada yang mencengkeram. Yang mampu menjaga
kesetiaan kita adalah tangan kita sendiri. Mama tidak mau ada yang
merusak kesetiaan Mama terhadap Papa kamu, Zam!"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 5
Azzam
(kepada Mamanya yang merasa tidak nyaman dengan PDKT-nya Bang Jack) :
"Allah mengingatkan Nabi Muhammad SAW untuk tidak menghalalkan yang
haram atau mengharamkan yang halal. Hanya janda-janda Nabi Muhammad SAW
yang diharamkan untuk menikah atau dinikahi. Dan Mama, tidak termasuk
ke dalam golongan mereka"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 6
Bu
Irmawati (kepada Loli yang berpendapat berjilbab itu yang penting
bersihkan hati terlebih dahulu) : "Loli, perintah berjilbab untuk
perempuan itu ditujukan untuk semuanya, baik yang berhati mulia maupun
yang sebaliknya. Masalah hati, itu urusan kamu (sebagai hamba) sama
Allah"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 7
Ustadzah
Haifa (kepada suaminya, Ustadz Ferry, yang menanyakan perihal warna
apa yang terlihat pada dirinya) : "Warna pelangi manisnya tahajud Pah.
Merah untuk keberanian jihad, kuning untuk sunah, hijau untuk kesegaran
iman setiap pagi, dan biru untuk kelapangan sabar"
#DialogPenuhHikamhPPT5#
Dialog 8
Aya
(kepada Azzam yang meragukan kesungguhan cintanya) : "Azzam, menjelang
akhir zaman ini, banyak hal hal yang menyerupai kebalikannya.
Keburukan menyerupai kebaikan, nekat menyerupai keberanian, pengecut
menyerupai kehati-hatian, frustasi menyerupai keyakinan, kikir
menyerupai hemat"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 9
Asrul
(kepada Udin di tengah-tengah perbincangan mengenai perubahan nasib
orang-orang di sekitar mereka) : "Tidak alasan bagi kita untuk tidak
bersyukur meski yang terhidang di piring kita hanyalah kerikil dan
ranting-ranting.
Bumi mungkin memang lebih besar daripada manusia, tapi takdir hidup kita ada di bawah pijakan kaki kita masing-masing, Din.
Kita
diperbolehkan untuk mencintai asalkan jangan sampai menghamba, karena
bisa-bisa Dia cemburu. Kita juga diperbolehkan untuk menangis asalkan
jangan sampai meraung-raung seolah-olah Dia hanya memberi keburukan pada
kita"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 10
Aya
(kepada semua yang hadir di rumahnya ihwal niat poligami Azzam) :
"Saya ingin agar ini tidak menjadi fitnah, sekaligus ini sebagai
jaminan dari saya agar tidak terjadi pernikahan diam-diam. Karena tidak
ada pernikahan yang paling mulia kecuali pernikahan yang sesuai
syariat" #DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 11
Kalila
(kepada semua yang hadir di rumah Aya-Azzam ihwal niat poligami Azzam)
: "Saya tidak mau masuk ke sebuah negeri jika di sana belum ada
keadilan. Saya takut menjadi korban kedzaliman atau justru menjadi
pemicu kedzaliman."
#DialogPenuhHikmaahPPT5#
Dialog 12
Ustadzah
Haifa (kepada Herlina yang meminta pencerahan perihal niat
perceraiannya dengan suaminya, Udin, sambil mengupas bawang merah) :
"Pernikahan itu seperti bawang merah ini yang keindahannya ada di dalam.
Kita harus mengupas kulit luarnya satu per satu. Jika masih ada
kotoran, ya kita kupas lagi, sampai gundul. Eh..aduuh, pokoknya tunggu
minggu depan aja deh!
Proses perceraian itu butuh orang-orang yang berikhtiar untuk menentang. Sabar ya untuk sesuatu yang dibenci Allah ini.."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 13
Ustadz
Ferry (kepada Herlina yang meminta pencerahan perihal niat
perceraiannya dengan suaminya, Udin, sambil menenteng golok) :
"Perceraian itu seperti golok yang tercerabut dari sarungnya yang siap
melukai tangan, badan, kaki, atau bagian lainnya dari tubuh kita atau
tubuh orang lain. Aduuh, lengkapnya minggu depan aja ya.."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 14
Mira
(kepada suaminya, Asrul, yang terlalu berlebihan dalam menyampaikan
dakwah kepada pelanggan soto di warungnya) : "Ilmu akan berwajah buruk
di tangan orang-orang seperti abang. Kita hanya bertugas menyampaikan,
Allah lah yang menentukan akan memasukkan hidayah-Nya ke hati siapa."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 15
Mira
(kepada Udin yang datang ke rumahnya untuk menemui Herlina dengan
sangat girang karena telah menemukan buku nikah mereka.) : "Bang Udin,
sebaik-baiknya keburukan (perceraian-red) adalah keburukan yang
ditunda."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 16
Bang
Jack (kepada Mas Jueng yang menyarankan Bang Jack untuk menggunakan
Zodiak juga dalam misi PDKT-nya) : "Mas Jueng, Apakah Allah menjodohkan
Nabi Adam dan Siti Hawa melalui zodiak, Apakah karena zodiak Maryam
tidak dinikahi oleh satu pun dari seluruh laki-laki yang ada di bawah
kolong langit ini, Apakah ketetapan Allah atas nabi dan rasul-Nya
berdasarkan zodiak? Takdir Allah itu kebanyakan terwujud berdasarkan
ikhtiar dari masing-masing manusia, Mas Jueng"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 17
Bu
Irmawati (kepada Bang Udin yang agak jengkel dengan sikap Pak Jalal
yang gengsi untuk meminta bantuan dan Bang Asrul yang takut untuk
menawarkan bantuan) : "Jangan 'terkesima', Bang Udin! Mereka memang
bukan sahabat yang baik. Mereka adalah sahabat yang mementingkan ego
mereka sendiri-sendiri di balik rasa sungkan. Hidup tidak berjalan
dengan cara seperti itu!"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 18
Bu
Widya (kepada putranya, Azzam, yang terlihat amat bingung untuk
memilih apakah akan menghabiskan sisa mie goreng milik Kalila terlebih
dahulu, atau sisa nasi goreng milik Aya terlebih dahulu) : "Mana yang
akan kamu makan duluan tanpa menyakiti salah satu dari perempuan ini?"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 20
Chelsea
(kepada Linda dan Koh Ang saat diprotes kenapa di depan wartawan tidak
menceritakan kisah pengusiran Chelsea, Juki, dan Barong dari Musholla
oleh Bang Jack-sebagai upaya promosi terselubung atas sinetron "Bukan
Anak Sapi" yang akan mereka bertiga bintangi-red):
"Linda,
Koh Ang..pengusiran itu aib keluarga. Dan Bang Jack sudah kami anggap
sebagai keluarga kami. Saya tidak mau nantinya Bang Jack dikenal sama
media dan pemirsa sebagai tukang usir"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 21
Mira
(kepada Asrul saat sedang bersama melihat perliku Pak Jalal yang
mengenakan helm sembari beres-beres buka warung soto) : "Rasa malu itu
letaknya di wajah, Bang. Jadi harus ditutupi. Tidak semua orang mampu
menggunakan wajahnya untuk segala keadaan."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 22
Asrul
(kepada Bang Udin dan Pak Jalal saat sedang bersantai di malam hari) :
"Kita ini hanya setitik debu dalam setruk pasir. Tapi kenapa kita yang
sekecil ini ditunjuk sebagai khalifah. Karena hati, akal dan pikiran
kita mampu menerima sebanyak apapun ilmu yang diberikan Allah. Sementara
matahari hanya mampu memanasi sekelilingnya tanpa mengenal dirinya
sendiri. Itu artinya manusia itu mahluk yang lebih besar dari dunia.
Tapi kenapa ya justru dunia juga yang terkadang mempengaruhi tujuan
hidup manusia?"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 23
Bu
Widya (kepada Azzam) : "Jangan main-main dengan hati wanita, Zam!
Karena sekali dia jatuh, lumpuh dan terkapar, kamu harus
menggendongnya!"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 24
Bang
Jack (kepada Bang Mamo, tukang sekoteng) : "Saya ga jadi pinjem lampu
abang karena tujuan saya baca Quran ini bukan karena Allah melainkan
karena hawa nafsu."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 25
Ustadz
Ferry (kepada Asrul yang belakangan ada keganjilan dalam dirinya) :
"Pijakan syariat itu penting. Supaya kita gak kehilangan arah, gak
keluar dari sunnah yang benar. Supaya lu paham lu sedang ada di mana
karena lu ngerti koordinatnya.
Hati-hatilah ketika mengamalkan ilmu, tapi yang pertama, hati-hatilah ketika menuntut ilmu."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 26
Mira
(kepada Asrul yang sudah mulai merasa keganjilan pada diri suaminya
itu) : "Ini yang Mira takutkan selama ini. Abang hebat ketika mengarungi
ombak dan lautan, tapi gagal menyelamatkan diri dari kubangan pasir
hidup!"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 27
Ustadz
Ferry (kepada istrinya yang merasa yakin bisa memahami semua
perkataannya tanpa melihat) : "Memangnya suara kayak gini cuma dari
Papa? Syaitan bisa meniru apa pun untuk mengelabui manusia."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 28
Mira
: "Mira cuma mempertanyakan, bagaimana mungkin Abang bisa berpikir
bahwa amalan hati sudah cukup untuk mewakili ibadah kita?"
Asrul : "Karena tanpa hati yang bersih, hidup ini mau ke arah mana?"
Mira : "Tanpa tubuh dan perbuatan kita, hati akan bertempat di mana?"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 29
Mira
(kepada Udin dan Herlina yang membulatkan tekad memproses perceraian
mereka, sekaligus sindiran untuk dirinya sendiri dan suaminya) :
"Kadang, ketika perjalanan kita tenang dan nyaman, kita menjadi bosan.
Lalu kita mulai berpikir untuk keluar dari jalan itu sejenak dan mencari
kesenangan baru, kemudian kita terhanyut di sana dan lupa jalan untuk
pulang.
Berharaplah Allah akan mengembalikan kalian ke jalan yang membosankan tadi."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 30
Bu
Widya (kepada Azzam) : "Kamu selalu ingin memperlakukan seorang
perempuan seperti seorang puteri. Itu hal yang gak mungkin, Zam!
Keadilan lebih mudah kalau dihitung dengan uang, tapi bagaimana kamu bisa menghitung perasaan perempuan?"
#DilaogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 31
Asrul (kepada Pak Jalal dan Udin di pos ronda) :
"Apa yang kita cari dalam hidup ini? Kebebasan?
Manusia harus terikat pada sesuatu agar tidak melayang-layang seperti..
Layang-layang putus! (celetuk Udin).
Apa yang kita cari? Persahabatan?
Kita kalah jauh dengan iblis yang telah bersahabat dengan kesombongan yang melekat pada tiap-tiap sel darah merah.
Mau cari apa kita? Kesenangan?
Nabi Adam sudah mendahului kita sebagai manusia pertama yang mencicipi segala kesenangan dan kenikmatan surgawi.
(apakah yang kita cari adalah) Kemuliaan?
Siapa yang bisa menandingi kemuliaan Nabi Muhammad SAW yang menghadap Allah langsung untuk menerima perintah sholat?
Yang
kita cari adalah jalan-jalan kenabian untuk mencapai posisi terdekat
kepada Allah, baik dalam keadaan senang maupun sedih. Baik dalam keadaan
kenyang maupun lapar. Baik dalam keadaan utuh maupun porak-poranda.
Baik dalam keaadaan sendiri maupun berjamaah."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 32
Bu
Widya (kepada Azzam) : "Berhentilah mengasihani perempuan. Dalam
situasi seperti ini, laki-laki selalu menjadi pecundang yang paling
menyedihkan, tapi (dia) tidak menyadari."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 33
Bang
Jack (kepada Bu Widya yang menolak pemberian bunga darinya) :
"Rasulullah SAW juga dulu pernah diberi hadiah oleh seseorang berupa
sesuatu yang beliau tidak sukai, yaitu baju sutera. Tapi, beliau tetap
memakainya di depan si pemberi dan habis itu dilepas lagi."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 34
Ustadz
Ferry (kepada istrinya yang mempertanyakan kenapa masih ada orang yang
mempercayai benda-benda keramat, apa mereka tidak percaya Allah) :
"Sebagian mereka justru orang-orang yang sangat percaya kepada Allah,
tapi ibadah-ibadah yang mereka lakukan dianggap kurang nendang sehingga
perlu ditambahi unsur-unsur yang baru, bid'ah, musyrik, wallahu a'lam."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 35
Juki
(kepada Chelsea dan Barong setelah mereka bertahan untuk tidak mau
membuka aurat sesuai skenario "Bukan Anak Sapi") : "Semakin kita
mendekat kepada Allah, semakin tinggi tingkat kesulitannya."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 36
Ustadz
Ferry (kepada Bang Bonte yang melapor perihal penyalahgunaan Musholla
oleh Pak RW cs dan takut dimusuhi) : "Te, walaupun seluruh manusia di
dunia ini musnah dan tinggal lu sendiri, lu tetep ada yang musuhin,
yaitu syaitan."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 37
Penjual
buku (kepada Asrul dan Udin) : "Sering kita berindah-indah di hadapan
manusia, tapi tambal sulam di hadapan Allah SWT."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 38
Aya
(kepada Azzam yang protes karena teleponnya tak dijawab Aya) : "Karena
seharian aku repot menata ulang pecahan-pecahan perasaanku. Tapi aku
harus mengalahkan perasaanku, karena kalau enggak, perasaanku ke kamu
bisa cacat, Zam!"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 39
Ustadz
Ferry (kepada Azzam yang mempertanyakan pembelaan Islam terhadap
perasaan cinta) : "Pembelaan Islam terhadap perasaan cinta adalah dengan
perintah menikah, itu lebih terhormat daripada solusi budaya manusia,
pacaran."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 40
Kalila
(kepada om dan tantenya sebelum menceritakan kisah cintanya yang
memilukan yang juga merupakan alasan kenapa dia belum bisa mundur dalam
keterlibatannya pada niat Azzam untuk berpoligami) : "Kalila gak tahu
harus meyakini yang mana, kenyataan atau harapan? Semuanya serba labil."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 41
Ustadz
Ferry (kepada istrinya perihal masalah yang dihadapi Azzam) : "Dia
harus meninggalkan Kalila untuk menghindari keburukan, atau menikahi
Kalila untuk menyegerakan kebaikan." #DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 42
Asrul
(kepada Bang Jack yang memuji almarhumah istrinya sebagai wanita
tercantik sedunia) : "Bagaimana dengan Siti Aisyah istri Rasulullah?
Beliau sangat memuji kecantikannya, Bang!"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 43
Mas
Jueng (kepada Bang Jack yang tidak masalah hidup sendiri) : "Tapi
nuansanya beda Bang. Bersama istri ada nuansa sunnah rasulnya. Hidup
menjadi lengkap dan lurus menuju ridha Allah SWT."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 44
Mas Jueng (kepada Bu Widya) : "Monggo Bu Haji, ini Oyong bukan dari Bangkok atau Vietnam, tapi asli Indonesia!"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 45
Bang
Jack (kepada Mas Jueng yang berpendapat bahwa dalam urusan cinta tidak
usah terlalu religi) : "Eh Mas, gak ada yang lebih romantis dengan
melibatkan Allah dalam setiap keindahan yang kita alami."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 46
Bang
Jack (kepada Mas Jueng yang menyarankannya untuk mulai bermain hati
dalam PDKT-nya ke Bu Widya) : "Penguasa hati itu Allah, Mas. Jadi Allah
yang berkuasa membolak-balikkan hati manusia."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 47
Azzam
(menceritakan mimpinya kepada Aya dan mampu meluluhkan kemarahan Aya) :
"Kita berjalan di kerumunan manusia, saya menggandeng tangan kamu.
Suasana ramai sekali, tapi saya hanya memandang wajah kamu. Tiba-tiba di
telapak tangan saya ada sejumput air telaga kautsar, saya berikan
kepada kamu dan kamu meminumnya sampai habis. Sedangkan cinta sudah
tidak punya lagi jatah. Kamu menangis dan aku tidak tahu harus
bagaimana. Sampai kemudian saya berbaring dan membuka mulut saya dan
meminum air mata kamu. Dan saya bilang, di tempat seperti ini saya masih
bisa jatuh cinta sama kamu, istriku."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 48
Asrul
(menerangkan tanda-tanda kebesaran Allah kepada Udin): "Dengan adanya
kutu, maka manusia membuat obat kutu. Nah, karena banyak yang berkutu,
obat kutu pun dibuat dalam industri besar yang menyerap ribuan
karyawan."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 49
Asrul
(kepada Udin): "Sudah siap kau menerima pelajaran berikutnya? Mmm,
bukan pelajaran tapi sekedar sharing dari yang awak pahami. Rasulullah
bersabda, berbedalah dengan orang musyrik, lebatkan janggut dan ratakan
kumis."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 50
Azzam
(kepada Aya yang meminta maaf karena pernah menolak bunga
pemberiannya): "Yang penting kamu sudah membalasnya dengan memberikan
bunga terbesar yang pernah tumbuh di bumi Allah, (yaitu) kamu."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 51
Asrul
(kepada istrinya yang merasa heran dengan perubahan pada dirinya):
"Ini bukan perubahan, Mira. Tapi perkembangan. Abang sedang menjalankan
sunnah yang diperintahkan kepada umat. Abang sedang berkembang ke
sana, bukan berubah menjadi sesuatu yang lain.
Justru kau yang mulai aneh. Kau ini siapa sehingga kau tidak bisa mengenali tanda-tanda saudara seimanmu?"
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 52
Bang
Jack (kepada calon makmum saat seblum sholat dimulai): "Mungkin memang
lebih baik kuburan Baha gak di sini, karena bisa mancing-mancing
kemusyrikan dengan periwayatan-periwayatan yang gak jelas."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 53
Linda
(kepada Juki-Chelsea-Barong yang berpendapat bahwa berita buruk akan
tambah mempopulerkan mereka): "Berita buruk emang laku. Tapi itu aib,
dan bagi gue, aib ya aib. Gue gak mau menggantungkan hidup artis gue
dengan aib."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 54
Asrul
(kepada yang protes ihwal pemindahan makam Baha): "Lebih utama kalian
mendatangi orang shaleh yang masih hidup, yang masih bisa diajak
bicara, dan yang masih bisa membagikan ilmunya."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 55
Udin
dan Herlina (bersama-sama mengulang ikrar mereka berdua saat jambore
dulu): "Tunas kelapa selalu sama dalam kesetiaan. Satu tunas satu pohon,
yang tak pernah bercabang ke batang yang lain. Kelapa hijau, gading,
sawit, cengkir, semua sama, setia pada pohon yang sama, yang akan tumbuh
esok hari."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 56
Pak Hakim (kepada Pak RW): "Kegagalan itu ibarat pintu kaca yang bening, Pak. Kita gak tahu ada dia, sampai kita kejedot."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 57
Ustadzah
Haifa (kepada Herlina yang terkesan tidak serius minta bercerai):
"Ingat, seorang wanita muslimah yang minta cerai tanpa alasan yang
dibenarkan syariat, apalagi cuma main-main, haram baginya mencium bau
surga."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 58
Asrul
(mengajak para jamaah yang hadir di pengajian kecil yang diadakan di
rumahnya): "Kita laksanan sunah-sunah agama ini sebanyak mungkin. Kita
ambil manfaatnya. Agama ini menyediakan manfaat, bukan kesesatan."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 59
Ustadzah
Haifa (kepada Mira yang masih merasa aneh dengan suaminya):
"Hati-hati, jaman sekarang melaksanakan sunah itu hampir menjadi
sesuatu yang aneh. Suatu saat kamu bisa merasa aneh melihat seorang ibu
yang akan melahirkan dan hanya ingin ditangani oleh dokter perempuan."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 60
Bang
Jack (kepada Bang Bonte yang baru muncul kembali dari 'pelariannya'):
"Bukan kebenaran itu yang menjadi masalah, tapi ketakutan itu yang
membahayakan."
#DialogPenuhHikmah PPT5#
Dialog 61
Azzam
(kepada Kalila): "Kamu tetap orang lain, dan saya tidak bisa berbuat
apa-apa kecuali mempedulikan kamu dari balik tabir syariah. Tempat
terbaik untuk dirimu adalah kesendirianmu bersama Allah."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 62
Azzam
(kepada Kalila yang mempertanyakan apakah mereka berdua benar-benar
telah berjauhan): "Wallahu a'lam. Hati tidak bisa mengenali jarak, untuk
kedekatan atau berjauhannya sesuatu."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Dialog 63
Aya
(memberi kejutan kepada Azzam dan menemuinya di Musholla): "Aku yang
mendatangi suamiku untuk membuktikan ketaatanku. Terlalu banyak nikmat
yang kurang kusyukuri."
#DialogPenuhHikmahPPT5#
Maka nikmat rabbmu yang manakah yang kau dustakan? (Tamat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar