Laman

Senin, 28 Juli 2014

Asmara Ketupat


                 Alhamdulillah, lebaran tahun ini resmi tanggal 28 Juli 2014, setelah mentri Agama membacakan hasil sidang Isbat Idul Fitri 1435 H. Saya sangat senang dong karena berakhir juga puasa tahun ini yang tidak genap 30 hari. Saya pribadi sangat bangga dan salut bagi umat Islam yang sanggup menjalankan puasa versi Islam. Mungkin dalam agama lain juga ada puasa dengan syarta dan ketentuan yang berlaku bagi agama sesuai agama masing-masing.
                Secara simbolis dari sudut pandang sosiologi budaya Indonesia, penghargaan atau reward bagi mereka yang telah menjalankan ibadah yang termasuk salah satu dari rukun Islam yang lima ini selama 30 hari hanya mendapatkan ketupat. Dan entah entah kenapa, secara kebetulan atau nggak istilah hari raya dalam dalam budaya orang Indonesia disebut dengan istilah “lebaran”. Yang mana istilah itu masih segaris lurus dengan ketupat.
                Kenapa ketupat? Kenapa tidak lontong atau lemper?.
                Dari segi bentuk, ketupat itu jajar genjang yang terdiri dari 4 sudut. Dan biasanya dalam membelah ketupat dibagi menjadi 4 bagian. Filosofi angka 4 ini sangat berkaitan dengan istilah “lebaran”. 
                Pertama, Labur. Manurut  KBBI, labur adalah kata dasar dari Melabur yang mempunyai arti menghias, merias. Aplikasi dalam agama Islam, sebelum Idul Fitri, kita menghias diri kita dengan ibadah puasa selama kurang lebih 30 hari. Selain itu juga kita menghias atau merias fisik kita dengan membeli pakaian baru. Dan selain itu juga kita ramai-ramai melabur rumah dan bahkan desa kita. Sedangkan yang para remaja-remaji juga ramai (baca:Cabe-cabean) saling menghias diri dengan maksud dan tujuan tertentu (baca:Modus).
                Kedua. Luber. Dengan kata lain penuh berlimpah. Atas kuasa illahi, umat Islam dapat rizki sehingga makanan dan minuman semuanya luber,duit juga luber. Dan semoga amal ibadah kita selama bulan ramadhan pun ikut luber. Tetapi yang sudah punya pasangan jangan ikut luber.
                Adapun yang ke tiga adalah lebaran. Yakni dibukanya pintu maaf lebar-lebar. Tidak hanya berlaku untuk yang berbuat salah tetapi juga kepada orang yang telah dizalimi. Sescara fisik, hal ini ditandai dengan dibukanya pintu rumah lebar-lebar pada saat Idul Fitri (Open House). Saling memberi senyum lebar, kantong lebar, hati lebar, perut lebar, dan jangan badan lebar aja.
                Dan ke empat adalah leburan. Maknanya dileburnya dosa-dosa manusia sebab saling memaafkan satu sama lain. Karena itu, menjadi wajar orang-orang rela mudik menempuh perjalanan jauh dengan taruhan nyawa. Semua itu dilakukan tidak lain adalah sebagai upaya untuk melebur segala dosa dan kesalahan, terutama kepada orang tua dan sanak family di kampung halaman, walaupun ga tau halaman ke berapa sampe berapa agar pada saat Iduul Fitri betul-betul kembali kepada kesucian sejati, seperti sucinya bayi yang baru dilahirkan.
                Mari kita nikmati nikmatnya ketupa lebaran, sambil kita rasakan dan hayati makna simbolis dan nilai ajaran agama, sosial dan busaya yang ada di dalamnya. Sembari terus memaafkan mereka yang melontarkan pertanyaan “kamu kapan menikah”, lebih dari 4 orang.
                Terimakasih, Mohon maaf lahir batin.
Salam Luwes
Guwa Kidul, 28 Juli 2014
H.Ochad ZA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar