Laman

Rabu, 30 Juli 2014

Kau elus dadamu, aku elus dadaku.


                 Sudah 3 hari lebaran berlalu begitu cepat, hari libur ini terasa berlalu bah diguyur dahsyatnya gelombang tsunami. Sekarang hari ke-4 lebaran. Seolah tak ingin hari terlewati begitu saja, kita semua tak ingin memejamkan mata. Mata ini masih ingin memandang senyum manis anak kecil, entah itu anak, cucu atau ponakan. Dan kita yang menjadi anak atau cucu juga tak ingin secepat kilat menangkap bayangan di retina mata kita, kulit orang tua kita yang mulai keriput dan kulit kakek nenek kita yang sudah keriput.  
            Orang tua yang akan selalu menanti lebaran tahun depan. Tahun depan yang belum tentu kita berhadapan dengannya. Mari nikmati hari libur ini dengan memanjakan diri bersama keluarga, kerabat dan sahabat.
            Fase pagi hari, periode memanjakan diri dengan secangkir kopi. Bersyukur kita yang masih bisa lebaran di rumah. Tidak terkecuali bagi mereka yang sedang mendekam di balik jeruji besi seperti para tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi. Media Indonesia hari ini 31 Juli 2014. “sebagai keluarga tahanan hanya bisa elus dada, banyak sabar”, ucap Sefti Sanustika, istri terpidana Ahmad Fatanah.
            Berawal dari statement Selfi itu lah tulisan ini hadir. Celoteh dari statement itu, seandainya ada jasa elus dada biar sabar, mungkin banyak yang ngantri jadi pengelus dada cewek-cewek cantik yang belum sabar biar sabar. Sabar identik dengan elus dada. Entah apa hubungannya sabar dengan dada. Tapi jangan pernah mencoba untuk mengelus dada cewek yang lagi berantem dengan maksud biar sabar, karena itu sabar berbuah tampar.
            Jadi seperti apa sabar itu, saudara kembar dengan ikhlas yang sulit didefinisakn. Tapi bisa dirasakan bagi pribadi yang sudah maqomnya. Dalam al-qur’an, kata “sabar”sendiri dihubungkan dengan kata “sholat”. yang insyaAllah artinya Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS.2.45).
            Ibadah bulan puasa telah berakhir yang mana kita penuh kesabaran dalam menjalankannya. Liburan pun akan berakhir, aktivitas dan rutinitas akan menjadi teratas dbawah nilai spiritualitas. Sabar dan Sholat yang akan menjadi penolong hari-hari kita semua ke depan.
Perintah dalam ayat di atas sekaligus merupakan solusi agar umat secara kolektif bisa mengatasi dengan baik segala kesulitan dan problematika yang datang silih berganti. Sehingga melalui ayat ini, Allah memerintahkan agar kita memohon pertolongan kepada-Nya dengan senantiasa mengedepankan sikap sabar dan menjaga shalat dengan istiqamah
Syekh Sa’id Hawa menjelaskan dalam tafsirnya, Asas fit Tafasir kenapa sabar dan shalat sangat tepat untuk dijadikan sarana meminta pertolongan kepada Allah Taala. Beliau mengungkapkan bahwa sabar dapat mendatangkan berbagai kebaikan, sedangkan shalat dapat mencegah dari berbagai perilaku keji dan munkar, disamping juga shalat dapat memberi ketenangan dan kedamaian hati. Keduanya (sabar dan shalat) digandengkan dalam kedua ayat tersebut dan tidak dipisahkan, karena sabar tidak sempurna tanpa shalat, demikian juga shalat tidak sempurna tanpa diiringi dengan kesabaran. Mengerjakan shalat dengan sempurna menuntut kesabaran dan kesabaran dapat terlihat dalam shalat seseorang.
            Mari kita bersama definisi sabar. Sabar bukan hanya mengelus dada, apalagi saling mengelus dada satu sama lain. Sabar ada di dalam hati, di dalam dada kita. Lapangkan dadamu tapi jangan terlalu lapang gak enak dipandang.
            Sekian, mohon maaf dan terimakasih.
            Selamat berlibur disisa hari libur semoga menjadi pelipur di hari ke depan yang jarang libur dan akan berhadapan lagi dengan kehidupan yang mulai ngawur, tetapi jangan keburu kabur ke alam kubur. Sabar ya Dur….

Salam Luwes
31 Juli 2014
H.Ochad ZA



           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar