Laman

Selasa, 22 Juli 2014

Jumat Gereja, Minggu Masjid

“Selamat HariPaskah, Bro....jangan lupa telor-telornya kasihkan aku yah!”. ucapan itu rutintiap tahun aku sampaikan kepada kawanku selama pendidikan strata satu diSemarang. Namun sudah 3 tahun ini, ucapan itu berubah hanya menjadi rangkaiankata di hp, social media, baik WhatsApp maupun WeChat. Itu pun kalau di sanaada sinyal.
Beragam jenisSocial Media itu sekarang menjadi penghubung jarak jauh antara aku dan temenkuIgnatius yang sekarang sedang berlayar dengan kapal pesiar terombang ambing diatas hamparan ombak laut dunia.
Ignatis, pertamakeluar dari pesantren yang notebene satu agama, seketika aku langsung terjeunberakluturasi dengan antropologi masyarakat heterogen mulai dari Ras, Suku danAgama. Cultural Shock makes me Crazy is Religion. Aku harus bertemen denganteman yang beda agama, aku ke masjid dia ke gereja. Pertama, dalam diriku darikecil udah tertanam sebuah statement bahwa selain Islam akan masuk neraka. Kaciandeh looo....namun di sisi lain dia itu baik, pintar dan keluargnya pun sangarramah.
Tetapi semuasifat rasis itu sirna lebur setelah aku banyak baca buku-buku umum danperbandingan agama kontemporer. Masih selalu terngiang apa yang tertera didalam buku yang saya baca, bahwa sungguh picik membenci seseorang atas namaAgama.
Canda tawamewarnai hari-hari bersama 5 sekawanku, Ignatius, Tonk, Henri dan Pengki. Jokesyang paling aku ingat adalah saat Ignatius tidak suka hari minggu, dia tidakbisa nonton film-film kartun karena harus ke gereja. Dan aku kasih solusibagaimana kalau kita tukeran saja, dia ke gereja hari jumat aku ke masjid hariminggu.
Pernah juga adaJoke tentang dosen pembimbing skripsi, kebetulan kita juga satu dosenpembimbing. Kita berdua selalu menunggu bareng dosen pembimbing kita, padahalbeliau tidak menunggu kita yah.
“Coi, gimana nemasa kita harus mencari Dosen terus tanpa jelas keberadaannya.”
“iyya coi, gimnayah...., kamu ada solusi gak bro?”
“gini...gini....mungkinudah saatnya ne dosen pembimbing, kita kasih GPS biar tahu selalu dia berada. Dankalau gmw ketemu tuh yah kita tinggal teken tombol merahaja.....DOOOORRRRRR,!!!!
Dan joke yangterkini adalah saat kita chat di WhatsApp, dia curcol kehidupan di kapal pesiaritu seperti apa. Ada suka dan duka lah. Dia selalu merinduka pacarnya yang dikampung halaman. Aku kasih julukan aja buat dia pacar 5 benua bukan pacar 5langkah. Dia ingin menikah, minta solusi kepadaku.
“Gan Ochad, akupengen nikah ne....dulu kan kamu pernah bilang bahwa boleh menikah viainternet?”
“oalah......iyyajelas boleh lah boss....asalkan Malam Pertamanya juga via internet.” Hihihi
“Bete!”
“Bete an!”
Dua hal yangbersebrangan muncul, dua hal yang berbeda, dua hal yang dipertemmukan, aku dankawanku. Berdua yang bersama menyusuri lorong Sarjana. Bersama namun berbeda,aku dengang masjidku dia dengan gerejanya, tapi itu bukan jurang terjal menjadisekat persahabatan. Aku suka dengan kue natalnya dan telor paskah. Dia sukadengan ketupat lontong sayur dan Sate daging Qurban. Masjid dan Gereja berbedatetapi menjadi harmoni yang beradu, beda tapi satu......saling......beda tapitetap bersama.....keindahan dalam perbedaan.
Aku dan kawan lamaku. Miss U all.

Salam Luwes.
Gubuk Kecil, SOLO, April 2013.
Ochad ZA,  PRT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar