Laman

Selasa, 22 Juli 2014

El Classico Diri

Sudah aku susun rencana tuk menghabiskan sisa umurku hari ini, tepatnya hari ini adalah hari rabu, yang biasa diplesetkan dengan istilah Rasakan dalam kalbu. Hari ini memang benar-benar aku rasakan dalam kalbu saat aku terbaring bebas di jalan tengah sawah dekat rumahku. Ku pandang langit luas, sekilas ada awan putih tak sanggup menyimpan warna hitamnya karena cuaca agak mendung, dan pesawat pun turut berperan dalam lukisan langit pagi ini, melintas ke utara ke arah bandara Adi Sumarmo.
                 Ku pejamkan mata memandang telanjang tanpa batas ke atas, tiba-tiba muncul jadwal pertandingan sepakbola dinihari nanti. Pertandingan yang tidak boleh aku lewat kan karena dari segala penjuru dunia akan menyaksikan perseteruan antara C.Ronaldo dan Lionel Messi, Real Madrid vs Barcelona.
                 Sudah pada taulah mereka berdua selalu adu gengsi baik di lapangan maupun di luar. di lapangan mereka tidak mau salaman, di luar adu bahasa verbal. Itu karena saling iri akan talenta masing-masing. Wajar kali yah buat mereka, lah kita yang notebene tidak punya skill yang bisa menghasilkan duit milyaran rupiah seperti mereka merasa sombong dan iri atas nikmat orang lain.
                 Ya sudahlah urusan mereka berdua. Hari ini akan aku siapkan bekal untuk menikmati laga el classico ini dengan membeli kopi dan cemilan alakadarnya ala anak kost akhir bulan. Tau dong gimana anak kost kalau akhir bulan, yang tadinya minum kopi jadi minum ampas kopi aja, yang tadinya makan nasi sekarang akhir bulan makan mi rebus or mi goreng yang diseduh dengan air panas dari heater. Ya lumayanlah bisa menjadi pemadam kelaparan instan yang bisa menjadi permanen.
                 Tak sabar menggu dinihari nanti, aku punya rencan menghabiskan waktu seharian untuk nongkrong di Base Camp, copian Nusa Abadi dan Al Bani. Tapi aku ingin nongkrong (sitting without doing something) akan menjadi doing something yaitu maen puzzle android.
      “Jon, ngapaen lo? Aseek bener!” sapa kang Ochad sambil mematikan mesin motor.
      “biasa, doing something, puzzle. Hihiihi”.
      “oalah, yowis, kamu buat kopi dulu sana buat aku ga enak banget nongkrong tak ada yang disrutup.”
      “Oce gan, ciap 86”
“Jon, nanti malam kamu pegan mana?”
“aku pegang Barca dong.”
“ocelah, aku pegang madrid secara ada Cristiano Rosyadi, hihihi”
“Ronaldo kali bosssssssssssss.”
“biasa obsesi gagal, hihhihi.....tapi Jon, ne sharing aja ne, sebenarny kita juga melakukan el classico tiap hari loh.”
“piye to kang kamsude? Kalo ngomong tu yang cetho, masa kita melakukan el classico, ada-ada aja.”
“gini loh Jon, dalam diri kita tuh ada musuh yang paling jahat dan akan menghancurkan kita, yaitu Hawa nafsu. Kamu kan udh tau kalau ada hadis yang menyatakan bahwa melawan hafa nafsu adalah salah satu bentuk jihad non fisik. Itu juga terlepas dari hadist palsu or tidak.”
“oalah ngono tah kang....itu mah bisa-bisa.”
“yoi, Jon. Entah kita ini akan seperti apa kalau kita turuti hawa nafsu kita yang jelek, pengen beli android tapi gak punya uang. Turuti nafsu dengan cara mencuri android teman, masih jomblo terus akhirnya nafsu bilang pengen bunuh diri ke sungai, ya bisa masih hidup Jon, sungai kecil kok. Jadi mari melihat el classico dalam diri kita, nurani vs hawa nafsu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar