Alarm jam berwarna pink dan
hijau bersiul membangunkan Ipung. Sejenak ku terdiam memandang jam kotak
kecil itu. Dia teringat masa lalu, saat dia tinggal di sebuah pesantren
di Jawa Timur. karena jam itulah dia selalu terhindar dari cambukan
seorang menantu kyai yang ganteng nan berkulit putih yang hafal Al
Quran. Gus Din…biasa santri memanggil beliau.
Jarum jam berwarna merah itu menunjuk ke angka 3, tak ragu Ipung langsung melahap sepiring nasi dan telor ceplok yang telah disiapkan di atas lemari bukunya. Hari itu tanggal 9 Dzulhijah, yang mana pada hari itu seluruh jamaah haji sedang melakukan rukun haji, wuquf di padang Arofah. Rukun yang membedakan antara haji dan umroh. Begitu seingatku saat mendengarkan Gus Din menjelaskan tentang bab Haji. Pada saat ngaji tentang bab haji, Ipung dan yang lain sangat antusias mendengarkan dan bertanya seputar Negara jazirah arab itu. Karena alhamdulliah, Gus Din pernah menuntut ilmu di Negeri para nabi itu. Negara yang penuh dan karunia Allah.
Karunia Allah pun datang tidak hanya bagi jamaah haji pada hari itu. Kita umat Islam pun disunnahkan untuk berpuasa untuk menghormati dan menghargai dan ikut merasakan pengorbanan mereka para jamaah haji. Sehingga Rosulullah pun bersabda tentang keutamaan puasa arofah itu.
“
Pengorbanan atau kita sebut saja penderitaan jamaah haji disana yang membawa berkah, dalam bahasa sunda disebut “blessing in disguise”hihihsedikit terasakan oleh Ipung. Hari itu, hari sabtu, hari kelahiran ipung juga. Penderitaan itu bermula saat dia mandi, air di bak mandi telah habis dan alhmdllah yah Sanyo juga lagi rusak. Sehingga dia telat berangkat ngajar di sebuah kampus. Tetapi dia tidak ngomel2..karena dia sedang berpuasa, dalam hatinya dia merasa Allah telah menguji kesabarannya. Itulah manfaat dari membaca buku tasawwuf. Menjadi lebih arif….hihi. penderitaan berlanjut ketika dia udah turun dari kantor di lantai 2, dan dia masuk kelas di gedung sebelah yang kebetulan lantai 2 juga, tapi dia lupa membawa jurnal kelas. Sehingga selang beberapa menit dia turun dan naik lagi ke kantor. Benar-benar menguji kesabaran dalam hatinya.
Hati Ipung lega, karena saat dia mengajar tidak ada penderitaan. Semua berjalan dengan lancer, hanya merasakan sengat sinar mentari aja karena tidak ada AC. Tapi itu tidak menjadi masalah bagi dia, karena telah kebal suhu panas saat di pesantren dulu.
Singkat cerita, siang hari Ipung kuliah di salah satu kampus negeri di kota itu. Jam pertama masuk, saat masuk kelas semua berjalan dengan baik, tetapi dalam hari Ipung sudah bisa merasakan kalau dosen sedang tidak mood. Dan benar juga feeling dia, dia dimarahi dosen, dia dimarahi dosen karena dianggap bikin gaduh. Padahal itu ada kesalahpahaman. Ipung hanya ingin meminjam pulpen dan Alhamdulillah yah, mahasiswa yang mau dia pinjami orangnya lata (kagetan). Hikmah dari kejadian ini : kalau jadi dosen harus bisa jaga emosi yah…..
Penderitaan berlanjut jam ke2. Suasana kelas menjadi hening karena kejadian jam pertama tadi. Jam ke 2 ini, membahas teks dalam modul. Semua sudah siap dengan contekan masing-masing. Dan alhmdllah saat giliran Ipung, dalam bukunya tidak ada jawaban, sontak Ipung kaget dan tak bisa berpikir karena tegang dan nervous, padahal klo saja dia bersikap tenang dia bisa menjawabnya. Pelajaran kedua untuk mahasiswa: duduklah di samping teman yang pintar dan rajin. Dan akhirnya Ipung Cuma bisa ngomong “today is not my day”
Namun insyaallah Ipung disayang Allah dan dan diampuni dosa-dosanya. Sekaligus dia memiliki dua kebahagiaan. Saat berbuka puasa dan bertemu dengan Allah di Syurga. Amin……
Gubuk kecil, Solo
11-11-2011
Ochad ZA, PRT
Jarum jam berwarna merah itu menunjuk ke angka 3, tak ragu Ipung langsung melahap sepiring nasi dan telor ceplok yang telah disiapkan di atas lemari bukunya. Hari itu tanggal 9 Dzulhijah, yang mana pada hari itu seluruh jamaah haji sedang melakukan rukun haji, wuquf di padang Arofah. Rukun yang membedakan antara haji dan umroh. Begitu seingatku saat mendengarkan Gus Din menjelaskan tentang bab Haji. Pada saat ngaji tentang bab haji, Ipung dan yang lain sangat antusias mendengarkan dan bertanya seputar Negara jazirah arab itu. Karena alhamdulliah, Gus Din pernah menuntut ilmu di Negeri para nabi itu. Negara yang penuh dan karunia Allah.
Karunia Allah pun datang tidak hanya bagi jamaah haji pada hari itu. Kita umat Islam pun disunnahkan untuk berpuasa untuk menghormati dan menghargai dan ikut merasakan pengorbanan mereka para jamaah haji. Sehingga Rosulullah pun bersabda tentang keutamaan puasa arofah itu.
صِيَامُ
يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ
الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ
عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي
قَبْلَهُ
“Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku
berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun
sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Puasa hari 'Asyura' (tanggal 10
Muharram), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu
tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no 1162, dari Abu Qatadah).“
Pengorbanan atau kita sebut saja penderitaan jamaah haji disana yang membawa berkah, dalam bahasa sunda disebut “blessing in disguise”hihihsedikit terasakan oleh Ipung. Hari itu, hari sabtu, hari kelahiran ipung juga. Penderitaan itu bermula saat dia mandi, air di bak mandi telah habis dan alhmdllah yah Sanyo juga lagi rusak. Sehingga dia telat berangkat ngajar di sebuah kampus. Tetapi dia tidak ngomel2..karena dia sedang berpuasa, dalam hatinya dia merasa Allah telah menguji kesabarannya. Itulah manfaat dari membaca buku tasawwuf. Menjadi lebih arif….hihi. penderitaan berlanjut ketika dia udah turun dari kantor di lantai 2, dan dia masuk kelas di gedung sebelah yang kebetulan lantai 2 juga, tapi dia lupa membawa jurnal kelas. Sehingga selang beberapa menit dia turun dan naik lagi ke kantor. Benar-benar menguji kesabaran dalam hatinya.
Hati Ipung lega, karena saat dia mengajar tidak ada penderitaan. Semua berjalan dengan lancer, hanya merasakan sengat sinar mentari aja karena tidak ada AC. Tapi itu tidak menjadi masalah bagi dia, karena telah kebal suhu panas saat di pesantren dulu.
Singkat cerita, siang hari Ipung kuliah di salah satu kampus negeri di kota itu. Jam pertama masuk, saat masuk kelas semua berjalan dengan baik, tetapi dalam hari Ipung sudah bisa merasakan kalau dosen sedang tidak mood. Dan benar juga feeling dia, dia dimarahi dosen, dia dimarahi dosen karena dianggap bikin gaduh. Padahal itu ada kesalahpahaman. Ipung hanya ingin meminjam pulpen dan Alhamdulillah yah, mahasiswa yang mau dia pinjami orangnya lata (kagetan). Hikmah dari kejadian ini : kalau jadi dosen harus bisa jaga emosi yah…..
Penderitaan berlanjut jam ke2. Suasana kelas menjadi hening karena kejadian jam pertama tadi. Jam ke 2 ini, membahas teks dalam modul. Semua sudah siap dengan contekan masing-masing. Dan alhmdllah saat giliran Ipung, dalam bukunya tidak ada jawaban, sontak Ipung kaget dan tak bisa berpikir karena tegang dan nervous, padahal klo saja dia bersikap tenang dia bisa menjawabnya. Pelajaran kedua untuk mahasiswa: duduklah di samping teman yang pintar dan rajin. Dan akhirnya Ipung Cuma bisa ngomong “today is not my day”
Namun insyaallah Ipung disayang Allah dan dan diampuni dosa-dosanya. Sekaligus dia memiliki dua kebahagiaan. Saat berbuka puasa dan bertemu dengan Allah di Syurga. Amin……
Gubuk kecil, Solo
11-11-2011
Ochad ZA, PRT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar