Pagi ini, pagi yang sendu dengan sejuta rindu. Rindu akan suara
pertanyaan ibu, “Sehat , Chad?” kangen akan sapaan mbaku yang paling
cantik setelah ibu “gak ngajar, chad?” rindu akan ledekan Nadia “Om
Ochad dombos” dombos (suka makan) karena kalau di rumah aku sering
sekali makan dan minum jajanannya Nadia yang ada di kulkas. Aku juga
rindu akan celotehan lucu Aulia “Ibu Kerja cari uang buat beli susu,
pampers, sepatu dede Aulia.”
Maka hari ini atau itu yah, hari ini aja deh….aku udh
rencana pasang paket nelpon seribu provider AS. Hari ini cuaca begitu
panas, aku pake kemeja yang bahanya adem, aku pilih baju salur coklat.
Ku awali celoteh di kelas dengan intermezzo bertemakan perempuan,
sebagai manifestasi rasa kangenku dengan perempuan-perempuan di atas.
Ibuku orang ndeso, selalu pake daster, di rumah pake daster, ke
dapur pake daster, ke sumur pake daster, ke kasur pake daster, kondangan
pake daster, hingga acara wisuda aku pun pake daster. Ibuku memiliki
kosakata bahasa Indonesia masih sedikit, ada sms masuk dikira ada surat
masuk karena gambarnya surat. Aku pernah disuruh telpon tukang jahit
bilangnya, “Ochad tolong tuh penjahit kamu halo” dan yang paling aku
ingat dan tidak akan aku lupakan adalah ibuku pernah buang aku ke
sumur,,,kaya nabi Yusuf aja yah……..hihihi…….aku dijeburin ke sumur
karena aku tidak mau sekolah madrasaha pada waktu kecil, tapi setelah
kasus itu aku rajin sekolah dan hikmahnya adalah aku sekarang jadi orang
seperti ini. Makasih emakkkkkkkkk…..lop u pul…
Bicar tentang ibu, bicara tentang perempuan, perempuan itu gia
JAIMnya….kalau lagi jalan ma perempuan gitu yah, kalau dia lapar atau
haus tidak langsung ngomong bahwa lapar atau haus, tapi dengan bahasa
isyarat “ kayaknya bakso yang lewat itu enak deh mas” atau “kayaknya
kalo kita minum se campur disana tuh romantis deh mas”. Sifat jaim
perempuan selanjutnya adalah kalau ditanya “kamu haus gak?” “gak mas.
Mas aja yang beli minum”,,,,eh ternyata aku beli dua, dia nerima juga
tuh…..hihihii…..
Ya begitulah perempuan makhluk unik di dunia tak ada duanya. Begitu
pun perempuan-perempuan di dalam keluargaku, ibu, mbak, Nadia dan Aulia.
Mereka obat kegalauanku, kalau aku galau, aku telpon mereka, seketika
bibir hitamku mengembang tersenyum bersenda gurau dibalik tower
Telkomsel. Sehingga sore itu, aku galau karena sore ke tiga ini, kamarku
masih terendam air hujan.
Enaknya jadi perempuan, gak enaknya jadi pria. Seorang pria harus
mempertanggungjawabkan ibunya, istrinya, saudari kandungnya dan anak
putrinya. Enaknya perempuan, gampang sekali melangkan ke pintu syurga
dengan melakukan 3 perkara: sholat lima waktu, taat kepada suaminya, dan
menjaga kehormatannya. Enaknya jadi perempuan, meninggal saat
melahirkan dijamin syurga Tuhan. Enaknya jadi perempuan, seorang ibu
disebut tiga kali oleh Nabi sebelum Bapak. Ummuka, ummuka, ummuka,
abuuka.
Islam menyelamatkan perempuan dari kenistaan, kedzaliman dan
kebodohan zaman jahiliyyah. Islam mengangkat derajat perempuan menjadi
sama rata dengan pria atau lebih di kenal dengan wacana Gender.
Ingatlah. Aku berpesan: agar kalian berbuat baik terhadap perempuan
karena mereka sering menjadi sasaran pelecehan di antara kalian. Padahal
sedikit pun kalian tidak berhak memperlakukan mereka, kecuali untuk
kebaikan.
Kalau kau tak menghormati dan menghargai ibumu, berarti
kalian menunda takdir agar orang lain menghormatimu dan menghargaimu.
Sun Jauh untuk Ibu dari Ochad ZA, PRT (Putra Ragil Tersayang)…..miss U for good……..
18 Oktober 2012
Solo, Gubuk Kecil
Ochad ZA, PRT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar