Laman

Selasa, 22 Juli 2014

Sun Jauh Dari dan Untuk Ibu

Pagi ini, pagi yang sendu dengan sejuta rindu. Rindu akan suara pertanyaan ibu, “Sehat , Chad?” kangen akan sapaan mbaku yang paling cantik setelah ibu “gak ngajar, chad?” rindu akan ledekan Nadia “Om Ochad dombos” dombos (suka makan) karena kalau di rumah aku sering sekali makan dan minum jajanannya Nadia yang ada di kulkas. Aku juga rindu akan celotehan lucu Aulia “Ibu Kerja cari uang buat beli susu, pampers, sepatu dede Aulia.”
            Maka hari ini atau itu yah, hari ini aja deh….aku udh rencana pasang paket nelpon seribu provider AS. Hari ini cuaca begitu panas, aku pake kemeja yang bahanya adem, aku pilih baju salur coklat. Ku awali celoteh di kelas dengan intermezzo bertemakan perempuan, sebagai manifestasi rasa kangenku dengan perempuan-perempuan di atas.
 Ibuku orang ndeso, selalu pake daster, di rumah pake daster, ke dapur pake daster, ke sumur pake daster, ke kasur pake daster, kondangan pake daster, hingga acara wisuda aku pun pake daster. Ibuku memiliki kosakata bahasa Indonesia masih sedikit, ada sms masuk dikira ada surat masuk karena gambarnya surat. Aku pernah disuruh telpon tukang jahit bilangnya, “Ochad tolong tuh penjahit kamu halo” dan yang paling aku ingat dan tidak akan aku lupakan adalah ibuku pernah buang aku ke sumur,,,kaya nabi Yusuf aja yah……..hihihi…….aku dijeburin ke sumur karena aku tidak mau sekolah madrasaha pada waktu kecil, tapi setelah kasus itu aku rajin sekolah dan hikmahnya adalah aku sekarang jadi orang seperti ini. Makasih emakkkkkkkkk…..lop u pul…
Bicar tentang ibu, bicara tentang perempuan, perempuan itu gia JAIMnya….kalau lagi jalan ma perempuan gitu yah, kalau dia lapar atau haus tidak langsung ngomong bahwa lapar atau haus, tapi dengan bahasa isyarat “ kayaknya bakso yang lewat itu enak deh mas” atau “kayaknya kalo kita minum se campur disana tuh romantis deh mas”. Sifat jaim perempuan selanjutnya adalah kalau ditanya “kamu haus gak?” “gak mas. Mas aja yang beli minum”,,,,eh ternyata aku beli dua, dia nerima juga tuh…..hihihii…..
Ya begitulah perempuan makhluk unik di dunia tak ada duanya. Begitu pun perempuan-perempuan di dalam keluargaku, ibu, mbak, Nadia dan Aulia. Mereka obat kegalauanku, kalau aku galau, aku telpon mereka, seketika bibir hitamku mengembang tersenyum bersenda gurau dibalik tower Telkomsel. Sehingga sore itu, aku galau karena sore ke tiga ini, kamarku masih terendam air hujan.
Enaknya jadi perempuan, gak enaknya jadi pria. Seorang pria harus mempertanggungjawabkan ibunya, istrinya, saudari kandungnya dan anak putrinya. Enaknya perempuan, gampang sekali melangkan ke pintu syurga dengan melakukan 3 perkara: sholat lima waktu, taat kepada suaminya, dan menjaga kehormatannya. Enaknya jadi perempuan, meninggal saat melahirkan dijamin syurga Tuhan. Enaknya jadi perempuan, seorang ibu disebut tiga kali oleh Nabi sebelum Bapak. Ummuka, ummuka, ummuka, abuuka.
Islam menyelamatkan perempuan dari kenistaan, kedzaliman dan kebodohan zaman jahiliyyah. Islam mengangkat derajat perempuan menjadi sama rata dengan pria atau lebih di kenal dengan wacana Gender.
Ingatlah. Aku berpesan: agar kalian berbuat baik terhadap perempuan karena mereka sering menjadi sasaran pelecehan di antara kalian. Padahal sedikit pun kalian tidak berhak memperlakukan mereka, kecuali untuk kebaikan.
            Kalau kau tak menghormati dan menghargai ibumu, berarti kalian menunda takdir agar orang lain menghormatimu dan menghargaimu.
Sun Jauh untuk Ibu dari Ochad ZA, PRT (Putra Ragil Tersayang)…..miss U for good……..

18 Oktober 2012
Solo, Gubuk Kecil

Ochad ZA, PRT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar