Sekilas kalau kita membaca judul diatas tampak janggal mungkin
yah,,,,,tapi ya itulah faktanya setelah dilakukan investigasi setajam
siletnya Feni Rose. 3G (Gundah, Gelisah dan Galau) Dalam Toga adalah
sebuah realita baru yang diterima dan dirasakan oleh seorang Dede
Rosyadi ZA alias Ochad, yang terkenal dengan kegalaunnya dan terkadang
membuat orang lain juga galau. Sehingga dengan kegaluannya beserta
kawan-kawan salah satu kelas di PBI, kita mendirikan sebuah grup
“Galaunite English” kalau tidak percaya coba aja follow FBnya kang
Ochad.
Sore itu, semilir udara berwarnakan senja sore
mengiringiku dalam sebuah harapan doa untuk keluargaku yang sedang dalam
perjalanan ke sini tuk menghadiri acara wisudaku. Tak lama aku
merebahkan tubuhku di kuris bamboo panjang itu, saat itu terasa ada
yang menindihiku, ya sesuatu yang menindihku saat itu adalah diriku
sendiri alias mungkin beban hidup yang kutanggung bertambah setiap hari,
tapi beban hidup saat ini adalah hanya sebatas aku pikirkan dan
bayangkan karena aku belum tw beban hidup itu seperti apa sesungguhnya.
Saat ini yang aku tau hanya beban barbell 6 kilo yang aku angkat tiap
pagi menjelang mandi pagi.
Sekejap aku flashback ke belakang saat masa sulit melalui
proses pengerjaan thesis. Yang sejak pertama kali aku tulis judul
thesis ke telpon orang tua untuk minta restu dan didoakan agar semuanya
dipermudah. Dan benar saja, atas doa mereka terutama ibuku tercinta.
Tuhan mengirimkan bidadari penolongnya untuk membantu aku melewati satu
fase kehidupan yang bernama “Thesis”. Entah mungkin kalau tidak ada
perempuan berhati malaikat nan sabar itu aku tidak ada di ujung
penantian ini. Sayangnya, karena ada aturan dalam penulisan ini tidak
ada penyebutan nama, karena khawatir ada kasus praduga tak bersalah. Dan
mungkin kalau ada nama, aku akan membuat hati kalian beruneg-uneg ria
dan timbul ada rasa penasaran si A itu yang mana yah,,,,,kok bisa ada
dalam tulisan ini….
Akhirnya keluargaku datang juga. Ayah ibu, kakak, mba
bserta kedua anaknya (Nadia dan Aulia), dan dua tanteku beserta supir
tak lupa. Alhmdllah yah, aku merasa senang sekali hari itu, ngobrol dan
ketawa ketiwi bareng. Kalau ada ayahku, sense humorku hilang karena
diambil alih oleh beliau. ya, sense oof humorku mewarisi dari ayahku,
tapi tidak mewarisi ketampanan beliau. Dan yang paling membuatku
tersenyum lahir batin adalah dua keponakanku tersayang ini, nadia dan
aulia. Nadia, anaknya tomboy, rambutnya susah disisir karena kalao abis
pake baju langsung lari pergi maen, padahal rambutnya lurus seperti
ibunya. Sedangkan Aulia ini mewarisi sifatku yaitu dombos alias doyan
makan. Rambutnya aulia ini ikal seperti rambut ayahnya dan nenek dari
ayahnya. Tapi sayang sekali, dua keponakanku ini semuanya dekat dengan
masku yang lebih sering di rumah, dan ada juga yang mengatakan bahwa
masku adalah ayahnya nadia.
Hari yang kutunggu, dalam hati tak kutunggu karena acara
wisuda ini bagiku bukan merupakan hal yang gue harus bilang woowww
gitu……hihihi..,,,ini karena aku udh pernah wisuda saat S1 di UNDIP,
Semarang. Tapi saat di Semarang tak ada perenungan menuggu detik-detik
penyerahan ijasah. Berbeda dengan wisuda pascasarjana ini, duduk
diantara ribuan wisudawan dan wisudawati, pikiran dan hatiku tak karuan
entah merantau kemana hingga kutemukan sebuah hikmah.
“Dalam usiaku yang sudah genap 24 tahun ini, aku sudah
dapat gelar M.Pd, aku rasa gelar itu terlalu premature karena terlalu
dini saat pengetahuan dan pengalaman dalam pendidikan maupun pengajaran
belum aku kuasai dengan baik. Dan aku juga khawatir aku tidak bisa
menjadi teladan yang baik bagi mereka rekan atau parner belajarku dalam
hal ini para mahasiswa dan mahasiswi. Tapi yang selalu aku ingat dan aku
kuingat setelah Tuhan yang maha suka-suka adalah perkataan guruku di
Pesantren, Jombang dulu bahwa ilmu diamalkan dengan mengamalkannya, amal
diamalkan dengan keikhlasan, dan keikhlasan diamalkan dengan
beristiqomah.
Oktober 2012
Gubuk Kecil
Ochad ZA, PRT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar