Sinetron Kehidupan “Indonesia” epiosde 2
“A Man makes reason to suit him self” sepetik kalimat yang kubaca dalam sebuah buku di awal bulan bulan kelahiranku. Sepintas sederatan kata-kata itu tak bermakna namun bagi kita yang peduli dan tidak apatis terhadap sekeliling kita mulai dari teman kost, teman kuliah, keluarga hingga melihat situasi dan kondisi negeri zamrud ini, kalimat itu meaningful. Kalau kita terjemahkan menurut teori terjemahan bebas, kalimat itu dapat diterjemahkan bahwa seorang pria itu akan selalu mencari alasan untuk membela dirinya sendiri. Namun terbesit di alam bawah sadar saya, kenapa dalam kalimat itu menggunakan “a man”, apakah perempuan tidak seperti itu???
Tetapi menurut hemat saya, dalam kalimat itu memakai majas atau gaya bahasa Totem Part toto, yaitu menunjukkan sebagian dari keseluruhan atau dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Badal ba’d min kul.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa dalam kalimat itu mempunyai terjemahan implisit setiap orang akan mati-matian membela kebenaran menurut pribadi dia sendiri.
Begitupun yang terjadi di negara kita tercinta ini. Saya pribadi dan masyarakat ini akan terus dan terus mencari alasan demi keexistan pribadi agar selalu dicintai dan dipuji orang lain.
Sikap dan sifat itu terpresentasi dalam sebuah hingar bingar, carut marut dilema negara pada tanggal 31 Maret 2012 hari sabtu. Di koran, radio dan televisi berita tentang keanarkisan para demonstran mewarnai setiap detik dalam fase kehidupan kita hari itu. Entah Tuhan kita pergi kemana hari itu, seolah membiarkan saja negeri yang dulu dikenal damai ini, namun di ujung bulan maret itu bagai bukan negeri ibu pertiwi. Tuhan hanya tersenyum melihat ribuah binatang yang mempunyai akal pikiran baku hantam terasa tidak lagi mempunyai hati nurani.
Demikian juga yang di dalam gedung DPR, para anggota yang merasa wakil rakyat itu adu cocot dengan sejawatnya, dengan pimpinannnya yang saat itu juga pimpinan sidang terasa tidak mempunyai harga diri, dihujat dan interupsi berkelanjutan.
Namun, semua yang ada di berita itu hanya sebagian kecil saja dari ratusan juta penduduk Indonesia ini. Mereka yang di dalam dan di luar gedung sana berjuang untuk membela rakyat dan mensejahterakan nasib rakyat. Tetapi itu semua berbanding terbalik terhadap masnyarakat yang duduk manis di rumah menonton pertunjukan komedi di gedung DPR itu.
Penduduk ini sudah tidak percaya lagi dengan wakil rakyat mereka. Sehingga dalam hal ini aku merasakan bahwa masyarakat pun akan tidak percaya bahwa Tuhan itu sebagai rabb (pemelihara alam semesta). Bagi mereka Tuhan itu selama ini kemana aja ciii,,,,apakah Tuhan kita sedang bercanda kepada kita semua seperti orang tua yang membiarkan anaknya menangis menjerit yang pada akhirnya akan berhenti menangis juga. Apakah Tuhan ini memperlakukan kita semua ini seperti orang tua yang tidak membelikan sepeda motor karena anak itu sementara masih bisa bersepeda onthel dulu??? Dan apakah masyarakat Indonesia ini sedang galau tingkat akut, sehingga Tuhan pun ikut galau???
Tuhan, dmana Kau????? Kau bilang bahwa kau GALAU, God Always Listening And Always Understanding.?????? Tapi mana buktinya? Kau malah biarkan saja kondisi seperti ini, kau bilang sayang kami tapi Kau biarkan kami hidup tertindas oleh mereka wakil rakyat? Mereka juga makhlukmu bukan?? Kau bilang kami tidak boleh pastah kpada mereka, tapi kami juga sudah pasrah kepadaMU,,,,tapi, kami saat ini masih percaya karena Kau mengirim malaikat-malaikatMU masuk ke hati nurani mereka sehingga dalam diri mereka masih ada rasa empati terhadap mereka kaum marginal. Kami masih percaya kepadaMU karena harga BBM ditunda naik.
Ampuni dosa kami ya Illaahi,,,,apakah kami tak pantas tinggal di negeri syurga ini??? Tapi kami juga tak mau tinggal di negeri neraka ini???
Gubuk Kecil, Solo
16 April 12
Ochad ZA, PRT
“A Man makes reason to suit him self” sepetik kalimat yang kubaca dalam sebuah buku di awal bulan bulan kelahiranku. Sepintas sederatan kata-kata itu tak bermakna namun bagi kita yang peduli dan tidak apatis terhadap sekeliling kita mulai dari teman kost, teman kuliah, keluarga hingga melihat situasi dan kondisi negeri zamrud ini, kalimat itu meaningful. Kalau kita terjemahkan menurut teori terjemahan bebas, kalimat itu dapat diterjemahkan bahwa seorang pria itu akan selalu mencari alasan untuk membela dirinya sendiri. Namun terbesit di alam bawah sadar saya, kenapa dalam kalimat itu menggunakan “a man”, apakah perempuan tidak seperti itu???
Tetapi menurut hemat saya, dalam kalimat itu memakai majas atau gaya bahasa Totem Part toto, yaitu menunjukkan sebagian dari keseluruhan atau dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Badal ba’d min kul.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa dalam kalimat itu mempunyai terjemahan implisit setiap orang akan mati-matian membela kebenaran menurut pribadi dia sendiri.
Begitupun yang terjadi di negara kita tercinta ini. Saya pribadi dan masyarakat ini akan terus dan terus mencari alasan demi keexistan pribadi agar selalu dicintai dan dipuji orang lain.
Sikap dan sifat itu terpresentasi dalam sebuah hingar bingar, carut marut dilema negara pada tanggal 31 Maret 2012 hari sabtu. Di koran, radio dan televisi berita tentang keanarkisan para demonstran mewarnai setiap detik dalam fase kehidupan kita hari itu. Entah Tuhan kita pergi kemana hari itu, seolah membiarkan saja negeri yang dulu dikenal damai ini, namun di ujung bulan maret itu bagai bukan negeri ibu pertiwi. Tuhan hanya tersenyum melihat ribuah binatang yang mempunyai akal pikiran baku hantam terasa tidak lagi mempunyai hati nurani.
Demikian juga yang di dalam gedung DPR, para anggota yang merasa wakil rakyat itu adu cocot dengan sejawatnya, dengan pimpinannnya yang saat itu juga pimpinan sidang terasa tidak mempunyai harga diri, dihujat dan interupsi berkelanjutan.
Namun, semua yang ada di berita itu hanya sebagian kecil saja dari ratusan juta penduduk Indonesia ini. Mereka yang di dalam dan di luar gedung sana berjuang untuk membela rakyat dan mensejahterakan nasib rakyat. Tetapi itu semua berbanding terbalik terhadap masnyarakat yang duduk manis di rumah menonton pertunjukan komedi di gedung DPR itu.
Penduduk ini sudah tidak percaya lagi dengan wakil rakyat mereka. Sehingga dalam hal ini aku merasakan bahwa masyarakat pun akan tidak percaya bahwa Tuhan itu sebagai rabb (pemelihara alam semesta). Bagi mereka Tuhan itu selama ini kemana aja ciii,,,,apakah Tuhan kita sedang bercanda kepada kita semua seperti orang tua yang membiarkan anaknya menangis menjerit yang pada akhirnya akan berhenti menangis juga. Apakah Tuhan ini memperlakukan kita semua ini seperti orang tua yang tidak membelikan sepeda motor karena anak itu sementara masih bisa bersepeda onthel dulu??? Dan apakah masyarakat Indonesia ini sedang galau tingkat akut, sehingga Tuhan pun ikut galau???
Tuhan, dmana Kau????? Kau bilang bahwa kau GALAU, God Always Listening And Always Understanding.?????? Tapi mana buktinya? Kau malah biarkan saja kondisi seperti ini, kau bilang sayang kami tapi Kau biarkan kami hidup tertindas oleh mereka wakil rakyat? Mereka juga makhlukmu bukan?? Kau bilang kami tidak boleh pastah kpada mereka, tapi kami juga sudah pasrah kepadaMU,,,,tapi, kami saat ini masih percaya karena Kau mengirim malaikat-malaikatMU masuk ke hati nurani mereka sehingga dalam diri mereka masih ada rasa empati terhadap mereka kaum marginal. Kami masih percaya kepadaMU karena harga BBM ditunda naik.
Ampuni dosa kami ya Illaahi,,,,apakah kami tak pantas tinggal di negeri syurga ini??? Tapi kami juga tak mau tinggal di negeri neraka ini???
Gubuk Kecil, Solo
16 April 12
Ochad ZA, PRT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar